Anti Bete  

Senin, 20 Juli 2009

Anti Bete
Semua orang, dari anak kecil sampai nenek-nenek pasti pernah mengalami suasana hati yang buruk alias BETE. Kebanyakan orang, kalau lagi bête biasanya akan cenderung bersikap negative, cepat bereaksi, pesimis, dan suka bertengkar. Rasa bête bisa menimbulkan sikap sinis, marah, frustasi, dan tertekan. Dalam suasana hati seperti itu, orang cenderung suka mengkritik dan defensive, dan bahkan mereka bisa mengatakan dan melakukan hal-hal yang bisa nyakitin orang. Kan kasihan ama orang lain yang kita sakitin saat kita bête, untuk mengatasinya ada beberapa tips berikut yang mungkin bisa membantu.
1. Berlatih tidak mempermasalahkan hal-hal yang sangat sepele.
Menurut kamu, apa yang akan terjadi jika segala sesuatu, setiap gangguan kecil, dan setiap masalah sepele dibesar-besarkan serta diperlakukan seperti masalah gawat yang sangat penting? Logikanya, jika kamu nggak bisa menangani hal-hal yang paling kecil dengan sedikit kesabaran dan kemampuan untuk tetap bersikap tenang, maka ketika masalah yang kamu hadapi makin besar, pasti reaksi kamu akan berlebihan. Coba dech pilih apa saja yang kamu anggap agak menjengkelkan tapi sebenarnya sepele plus nggak penting. Sebagai contoh, kamu bisa mencoba berlatih lebih sabar pada saudaramu yang masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu. Jika kamu berlatih dengan berbagai situasi yang berbeda selama beberapa lama, kamu akan mulai menerima kenyataan bahwa dalam hidup akan selalu ada hal-hal yang tidak terlalu ideal atau agak menjengkelkan. Kamu akan mulai menghabiskan sedikit energy negative dan mempunyai banyak energy untuk kesenangan, persahabatan, dan prestasi. Tidak lama kemudian, hal hal yang biasanya membuatmu kesal takkan lagi mengganggumu.
2. Hindari perangkap 90 – 10
Kebanyakan dari kita memusatkan perhatian, pemikiran, dan pembicaraan pada 10% terburuk dalam hidup kita. Angka 90 mewakili 90 % yang terjadi selama satu hari dalam hidup kita, yang biasanya cukup baik, dan angka 10 mewakili sisanya sebesar 10%, yang biasanya bermasalah dan penuh gangguan. Trus kok disebut perangkap? Disebut perangkap karena kebanyakan orang nampaknya memusatkan perhatian pada apa yang salah dalam hidup dan bukan pada apa yang umumnya baik. Gagasan ini hanya menyarankan supaya kamu mengetahui adanya kecenderungan itu, dan menyadarinya ketika kamu terlalu memusatkan perhatian pada hal-hal yang negative. Yang kadang terjadi ketika kamu menerapkan strategi ini adalah kamu mulai menyadari bahwa, banyak hal yang patut disyukuri. Dan ketika kamu menyadari keberadaan hal-hal itu dan memikirkannya serta membicarakannya, Insya Allah kamu akan terlihat lebih baik dan nggak stress.
3. Jangan meremehkan diri sendiri
Banyak diantara kita tanpa sengaja menciptakan stress dengan melakukan kesalahan meremehkan diri kita sendiri. Kalau tidak bisa mempunyai keyakinan yang cukup besar pada kemampuan, intuisi, dan kebijaksanaan diri sendiri, berarti kita harus mengandalkan orang lain untuk membimbing dan mengarahkan kita. Hal itu sangat berpotensi menimbulkan stress karena mendorong kita untuk mencari pengakuan, penerimaan, dan persetujuan dari luar – teman, orang tua – dan bukan dari dalam sendiri. Kalau tidak memperoleh persetujuan yang kita inginkan, kita merasa cemas dan tertekan. Di sisi lain, jika kamu member penghargaan pada diri sendiri, kamu akan memegang kendali semua pengakuan yang kamu cari, kamu bisa belajar merasakan bangga pada diri sendiri, karena mengetahui kamu telah melakukan yang terbaik, apa pun yang dipikirkan orang lain. Kalau hal itu terjadi, rasa percaya dirimu akan melambung tinggi karena kamu tidak lagi terlalu didikte dan akan menghabiskan jauh lebih sedikit energy untuk memikirkan apa yang akan dikatakan atau dipikirkan orang lain tentangmu.
4. Sediakan tempat dalam hatimu untuk hari yang sangat buruk
Semua orang kadang mengalami hari yang sangat buruk. Menyediakan tempat dalam hatimu untuk hari-hari yang sangat buruk akan membantumu melihat masalah itu dengan sudut pandang yang benar dan mudah dikendalikan. Di permukaan, mungkin akan terlihat kalau kamu mengharapkan hari yang kadang sangat buruk, tapi sebenarnya buka itu yang terjadi, kalau mengharapkan sesuatu yang tidak bisa dihindari dan memperlakukannya sebagai pengalaman hidup, kamu bukan bersikap negative, menerima. Menerapkan strategi ini takkan membantumu terhindar dari hari yang sangat buruk, tapi kamu akan terbantu untuk selalu ingat bahwa hari-hari yang buruk akan berakhir, untuk digantikan dengan hari hari jauh lebih baik.
5. Jangan merahasiakan derita batinmu
Menderita batin sudah cukup menyakitkan, tapi yang penting adalah tidak menambah penderitaanmu dengan menyimpannya sendiri. Jangan takut, kamu nggak akan menjadi beban. Pikirkan betapa siapnya kamu ketika sahabat mencurahkan penderitaannya kepadamu, pasti kamu akan meninggalkan segalannya untuk membantu meringankan penderitaan mereka dengan mendengarkan. Karena berbicara dengan orang lain merupakan hal yang penting dan membantu, apalagi kalau kamu sedang menderita.
6. Ingat, jika satu tertutup pintu yang lain terbuka
Salah satu sumber stress, kesedihan, dan frustasi yang paling besar bagi kebanyakan kita adalah ketika merasa satu pintu telah tertutup, seolah satu bab hidup kita sudah berakhir. Kita bisa merasakan kesedihan, kehilangan, kedukaan, dan mungkin yang paling besar, rasa takut terhadap apa yang tidak kita ketahui. Jangan khawatir kawan, suatu kenyataan hidup yang menenangkan hati kita adalah ketika satu pinti tertutup, pintu yang lain akan terbuka dengan sendirinya.

Sekian dulu, silahkan berkomentar, atau menambah masukan juga boleh.


Sumber “Majalah elfata vol. 5-Indah Rini Hapsari”
Dipostingkan oleh setyawan41.blogspot.com

AddThis Social Bookmark Button


0 komentar: to “ Anti Bete

 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips